Beda
jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda pada
tubuh. Tanda ini akan lebih nampak bila sudah matang gonad atau matang
kelamin. Induk betina yang matang gonad bercirikan: perut agak gendut;
belakang sirip dada halus; gerakan lamban dan anatara sirip dada kiri
dan kanan lembek dan agak melengkung serta lubang kelamin kemerahan.
Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, bila
dipijit ke arah lubang kelamin, keluar cairan berwarna putih. Usahakan
saat seleksi mengangkap induk jantan dan betina lebih dari satu,
sebagai cadangan.
Pematangan Gonad
Pematangan
gonad ikan jelawat dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam
ukuran 200 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian
kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan
150 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pelet
sebanyak 3 persen/hari; menjelang musim hujan, dosos pakan tambahan
ditambah Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah. Pematangan
gonad juga bisa dilakukan di keramba dan kolam pagar (fence system)
Pemberokan
Pemberokan
ikan jelawat dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak
tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2
hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50 dan mengalir secara
kontinyu; masukan 5 – 8 ekor induk. Catatan : Pemberokan bertujuan
untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak.
Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan
pada ikan jelawat adalah memasukan hormon perangsang ke tubuh induk
yang sudah matang gonad. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah
ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot
0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung
induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan
biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam.
Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg
induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg
induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan
kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan
ikan jelawat bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas.
Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg
ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan
mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong
bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak;
ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam
gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga
rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk
betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam
10 – 12 jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam.
Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg
ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis
total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik
satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk
jantan.
Pemijahan secara induced breeding
Pengambilan sperma
Pengambilan
sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya,
tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga
kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang
kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas;
campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk
hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang.
Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi
memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam
sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3
buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu
ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan
tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk
dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang
dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah
lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik;
campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu
ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu
agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Pemijahan secara induced spawning
Pada
pemijahan secara induce spawning, telur dan sperma tidak dikeluarkan,
tetapi induk dan betina dibiarkan memijah sendiri. Pemijahan ini
dilakukan di bak tembok. Caranya, siapkan siapkan bak tembok ukuran
panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; bersihkan lumpur dan kotoran
lainnya; keringkan selama 3 – 4 hari; isi air setinggi 80 cm; pasang
hapa dengan ukuran sama dengan bak; suntik induk betina pada pukul
06.00 (dosis lihat penyuntikan); suntik kembali induk tadi pada pukul
12.00 dan masukan ke bak pemijahan; suntik induk jantan pada pukul
12.00 dan satukan dengan induk betina; alirkan air lebih besar lagi;
biarkan memijah. Catatan : Pemijahan biasanya mulai terjadi pukul 24.00
dan berakhir pagi hari.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan jelawat dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20
buah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm;
keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang empat
buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan;
tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari
kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai
ketinggian semula. Telur akan menetas dalam 2 – 3 hari.
Penetasan di corong
Penetasan
juga bisa dilakukan di corong yang terbuat dengan kain terilin. Corong
ini berdiameter 40 – 50 cm dan tinggi 60 cm. Pada bagian bawah dipasang
selang sebagai tempat mengalirkan air yang dihubungkan dengan bak air
bersih dan dipasang kran. Penetasan dengan corong dilakukan dengan
cara, siapkan sebuah bak panjang 2 m, lebar 0,5 m dan tinggi 0,8 cm;
keringkan selama 3 – 4 hari; isi bak tersebu dengan air bersih setinggi
70 cm dan biarkan mengalir selama penetasan; pasang 4 buah corong
penetasan; alirkan air dengan membuka kran dalam bak air bersih;
masukan 1 liter telur dari tempat pemijahan; biarkan menetas. Telur
akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari, setelah menetas dibiarkan dahulu
selama 2 hari hari sebelum ditebar ke kolam pendederan.
Pendederan I di kolam
Pendederan
I ikan jelawat dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran
500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya;
buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah
dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air
setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar
50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung
pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan
setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan
kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500
m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir
dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 -
7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam
selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor benih hasil
pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet
yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur
sebulan.
Pendederan III
Pendederan
ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya;
ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi
air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan);
tebar 30.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 -
6 kg pelet; panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran
ikan jelawat dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam
ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama
5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III;
beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan
bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu;
lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan
konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 300 - 350 kg.
menurut iswandi : iswadi37.wordpress.com
Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) ikan
asli Indonesia terdapat dibeberapa sungai di Sumatra dan Kalimantan.
Merupakan jenis ikan ekonomis penting sangat digemari masyarakat
Indonesia bahkan beberapa negara tetangga. Termasuk komoditas ekspor
potensial.
Meskipun
pemeliharaan ikan jelawat sudah lama dilakukan namun pasokan benih
sepenuhnya masih mengandalkan hasil penangkapan dari perairan umum yang
dilakukan pada musim hujan. Jenis ikan ini berbiak di sungai pada
permulaan musin hujan, dengan anak benih tersedia secara musiman. Kaena
pasar benih hanya mengandalkan hasil penangkapan di perairan umum maka
kurang terjamin kontinuitasnya sehingga budidaya ikan ini akan
terganggu.
Melihat
aspek kebutuhan benih yang masih mengandalkan alam maka penguasaan
teknologi pembenihan jeni ikan ini merupakan upaya yang pelu
diaktifkan. dan ini merupakan peluang usaha yang dapat menghasilkan
keuntungan yang besar.
Pembenihan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
Metode dan Cara
Pematangan Gonad
- Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
- Selama pemeliharaan, induk ikan dibi pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
- Pakan diberikan sebanyak 3 % dari berat badan dengan frekwensi 2-3 per hari
- Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya
- Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
- Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi
Pemijahan
Pemijahan jelawat dapat dilakukan scara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
- Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
- Penyuntikan hormon HCG dan kelenjar hipofisa terhadap induk betina dilakukan 2 kali
- Penyuntikan I (PI) : 1 dosis kelenjar hipofisa ditambah 200 IU HCG per induk betina
- Penyuntikan II (PII) : 2 dosis kelenjar hipofisa ditambah 300 IU per induk betina
- Selang waktu antara PI dan PII, 5-6 jam
- Ovulasi terjadi antara 10-1 jam dari PI
- Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara diurut
- Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik
- Jika telur telah mengembang siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
Penetasan
- Padat tebar 400-500 butir telur per liter
- Selama penetasan air harus dijaga kialitasnya (O2 4-8 ppm; pH 7,0-8,0; T:25-28 derajat C)
- Pada suhu air 25-28 derajat C telur akan menetas 18-4 jam setekah pembuahan
Pemeliharaan Larva
- Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
- Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
- Hari ke 3 larva diberikan pakan Naupil Artemia (yang baru menetas) secukupnya
- Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
- Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam
Pendederan
- Persiapan kolam meliputi pengeringan 2-3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kamalir) dan pemupukan dengan pupuk kandung sebanyak 500-700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80-100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar
- Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100-150 ekor/m2
- Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10-20 % per hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
- Lama pemeliharaan 2-3 minggu
- Benih yang dihasilkan ukuran 2-3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan
1 komentar:
brapa harga jualnya bro??
Posting Komentar