Nauplius |
Setelah dibuahi, telur udang windu akan menetas dalam jangka waktu 18-24 jam tergantung suhu dan oksigen. Perbedaan suhu 4 0C ( 28 dan 32 0C) dapat berakibat penundaan penetasan sampai 6 jam dan kekurangan oksigen dapat mengakibatkan larva cacat atau telur tidak menetas. Bayi udang yang baru menetas, biasa disebut larva karena mengalami beberapa kali perubahan bentuk sebelum mirip secara morfologis dengan udang dewasa. Perubahan stadia dan substadia larva udang (metamorfosis) menunjukkan perubahan morfologi yang berakibat pada perubahan cara makan, jenis makanan dan ukurannya.
Fase I disebut sebagai nauplius, tidak membutuhkan makanan dari luar karena masih cukup tersedia kuning telur. Nauplius melewati 6 substadia nauplius1-6 yang mudah dikenali dari ukuran panjang badan dan panjang dan jumlah duri ekornya. Tahap berikutnya adalah Zoea yang melalui 3 tahap. Zoea mudah dikenali dengan gerakan majunya dan perkembangan rostrumnya. Zoea memakan fitoplankton terutama diatom sebagai sumber asupan biosilikat. Kemudian setelah itu larva udang akan memasuki fase mysis dengan 3 substadia. Fase ini dicirikan dengan gerakannya yang melentik dan munculnya kaki renang. Pada tahap ini larva masih tetap membutuhkan diatom dengan jumlah yang tentu lebih banyak. Tahap terakhir adalah post larva, ditandai dengan kemiripannya dengan bentuk udang dewasa, gerak maju larva dan adanya kaki renang sempurna dan capit di kaki jalan. Kecepatan tumbuhnya ditunjang oleh asupan protein tinggi dari mangsa nauplii artemia.
Zoea-1 |
Zoea-2 |
Zoea-3 |
Mysis-1 |
Mysis-2 |
Mysis-3 |
PL-1 referensi : artaquaculture.blogspot.com |
0 komentar:
Posting Komentar