Kelamin Jantan
Pada lobster air tawar yang berkelamin jantan terutama jenis Cherax Quadriumumnya mempunyai tanda merah pada bagian luar kedua ujung capitnya. Tapi warna merah ini tidak terbentuk bila capitnya masih kecil. Umumnya dengan
ukuran 3″ atau 7.5cm sudah mulai terlihat.Pada lobster air tawar yang berkelamin jantan terutama jenis Cherax Quadriumumnya mempunyai tanda merah pada bagian luar kedua ujung capitnya. Tapi warna merah ini tidak terbentuk bila capitnya masih kecil. Umumnya dengan
Yang bisa membuat kepastian adalah dilihat dari kakinya. Kelamin jantan juga terlihat sepasang tonjolan dengan jelas pada kaki yang paling mendekati ekor. Jika hanya satu maka disebut intersex.
Kelamin Betina
Pada kelamin lobster Red Claw, tidak ada tanda merah pada kedua capitnya. Tanda kelamin betina ditandai dengan adanya dua bulatan pada kaki ke tiga baik dihitung dari atas maupun dari ekor. Sama halnya dengan jantan, kelamin betina juga harus sepasang.
Kelamin ganda
Kelamin ganda atau intersex biasanya ditandai oleh adanya dua kelamin dalam satu lobster. Kelamin ganda pada lobster tidak ada dominan yang menonjol. Kelamin ganda pada lobster ini terdapat delapan kombinasi. Ada yang sepasang kelamin betina & sepasang kelamin jantan. Ada yang sepasang kelamin betina namun jantan hanya satu dan sebaliknya. Kelamin yang hanya tunggal ini bisa disebelah kiri atau kanan.
Penyebab terjadinya kelamin ganda ini diyakini salah satu akibat dari perkawinan antar saudara (inbreeding) (Jones 1998).
Kualitas air
Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengna mengunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau.
Kandungan amoniak yang tinggi pada air dapat membuat lobster tidak dapat bertahan hidup. Kandungan amoniak sebaiknya kurang dari 0.05mg/l. Pakan yang tidak habis dimakan oleh lobster dapat membusuk di dasar kolam dan menjadi busuk. Busuknya pakan ini akan meningkatkan amoniak terutama pakan yang berasal dari pellet komersial
Keasamaan air atau biasanya disebut PH yang baik untuk budidaya lobster air tawar adalah stabil diantara 7 sampai 8.5. Keasaman ini dapat dijaga dengan total alkanitas, jumlah plankton yang tidak berlebihan dan kebersihan dari dasar kolam. Keasaman yang tinggi ini juga dapat dilakukan pengantian sebagian dari air pada kolam tersebut.
Kekeruhan air ini dapat di pantau dengan mengunakan piringan Secci pada kedalaman antara 20 sampai 40cm. Kekeruhan air ini juga bisa disebabkan oleh plankton yang berlebihan seperti phytoplankton. Sebagai gantinya pringan secci ini dapat menggunakan CD bekas dengan bagian kilap /cermin ke atas. Jika dalam kedalaman 20 sampai 40cm kita masih dapat melihat CD tersebut maka kekeruhan ini masih dalam batas yang baik. Untuk mengatasi kelebihan plankton ini adalah dengan mengurangi nutrisi yang dimasukkan ke dalam kolam tersebut atau dengan menganti air yang ada.
Tingkat keasinan air atau salinitas dalam budidaya air tawar ini sebaiknya tidak melebihi 5 ppt. Semakin asin air maka tingkat pertumbuhan juga akan semakin melambat hal ini ditandai dengan semakin jarangnya lobster tersebut menganti kulit dan tingkat keberhasilan hidup juga tinggi. Lobster air tawar akan tumbuh optimal bila salinitas air menunjukan 0 ppt.
Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengna mengunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau.
Kandungan amoniak yang tinggi pada air dapat membuat lobster tidak dapat bertahan hidup. Kandungan amoniak sebaiknya kurang dari 0.05mg/l. Pakan yang tidak habis dimakan oleh lobster dapat membusuk di dasar kolam dan menjadi busuk. Busuknya pakan ini akan meningkatkan amoniak terutama pakan yang berasal dari pellet komersial
Keasamaan air atau biasanya disebut PH yang baik untuk budidaya lobster air tawar adalah stabil diantara 7 sampai 8.5. Keasaman ini dapat dijaga dengan total alkanitas, jumlah plankton yang tidak berlebihan dan kebersihan dari dasar kolam. Keasaman yang tinggi ini juga dapat dilakukan pengantian sebagian dari air pada kolam tersebut.
Kekeruhan air ini dapat di pantau dengan mengunakan piringan Secci pada kedalaman antara 20 sampai 40cm. Kekeruhan air ini juga bisa disebabkan oleh plankton yang berlebihan seperti phytoplankton. Sebagai gantinya pringan secci ini dapat menggunakan CD bekas dengan bagian kilap /cermin ke atas. Jika dalam kedalaman 20 sampai 40cm kita masih dapat melihat CD tersebut maka kekeruhan ini masih dalam batas yang baik. Untuk mengatasi kelebihan plankton ini adalah dengan mengurangi nutrisi yang dimasukkan ke dalam kolam tersebut atau dengan menganti air yang ada.
Tingkat keasinan air atau salinitas dalam budidaya air tawar ini sebaiknya tidak melebihi 5 ppt. Semakin asin air maka tingkat pertumbuhan juga akan semakin melambat hal ini ditandai dengan semakin jarangnya lobster tersebut menganti kulit dan tingkat keberhasilan hidup juga tinggi. Lobster air tawar akan tumbuh optimal bila salinitas air menunjukan 0 ppt.
Sumber air
Air sungai
Air sungai umumnya digunakan oleh peternak pembesaran yang membutuhkan bibit air yang cukup banyak untuk pengisian kolam yang luas. Pengunaan air sungai ini sebaiknya melihat kebersihan daripada sungai tersebut. Limbah dari industri dan rumah tangga dapat meracuni lobster yang kita pelihara. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengunaan pestisida pada tanaman-tanaman disekitarnya.
Air tanah.
Air tanah merupakan sumber air yang banyak dipergunakan. Pengunaan air tanah ini juga sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu. Kandungan zat air yang tidak sesuai dengan ambang budidaya lobster juga dapat merugikan peternak.
Pengujian air yang lengkap ini dapat dilakukan di laboratorium perusahaan air minum atau Sucofindo.
Air PAM
Air PAM juga banyak digunakan oleh peternak budidaya pembenihan terutama pada lokasi yang sulit mendapatkan air yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Karena budidaya lobster air tawar dapat dilakukan di rumah maka banyak diantaranya yang tidak bisa mendapatkan air tanah yang baik.
Penggunaan air PAM ini harus terlebih dahulu dilakukan aerasi selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan kaporit yang ada pada air tersebut. Kandungan kaporit ini juga dapat dihilangkan dengan mengunakan filter kimia dengan bahan-bahan seperti karbon aktif dan batu zeolit. Karena bahan filter ini ada masa aktifnya maka pencucian dan pengantian berkala harus dilakukan. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan fungsi filterisasinya menjadi tidak bekerja.
Media sembunyi atau pelindung
Media sembunyi (shellter) merupakan perlengkapan yang penting dalam budidaya lobster air tawar. Sifat lobster yang suka sembunyi menjadikan media sembunyi menjadi penting. Selain untuk menghindar dari pemangsaan dari lobster yang lain. Dengan media sembunyi yang tersusun baik maka tingkat kepadatan tebar juga dapat ditingkatkan. Dengan kepadatan yang semakin tinggi maka biaya produksi juga semakin rendah.
Media sembunyi ini dapat menambah luas permukaan tempat pemeliharaan sehingga lobster dapat leluasa bergerak, mengurangi frekuensi pertemuan. Bila tanpa mengunakan pelindung maka tingkat interaksi dan pertemuan antar lobster satu sama lain menjadi tinggi sehingga berpeluang terjadi kanibalisme. Semakin banyak media pelindung maka semakin tinggi tingkat Survival Rate (SR).
Media sembunyi ini banyak dimodifikasi dan dicari alternatif untuk menemukan jenis yang paling efektif untuk digunakan baik dari sisi meningkatkan kepadatan maupun mengurangi pekerja.
Berikut jenis-jenis media sembunyi yang sering digunakan oleh peternak di Indonesia.
Pralon atau pipa
Pralon atau pipa merupakan media yang paling banyak digunakan oleh peternak di Indonesia. Ukuran dari pralon ini dapat disesuaikan dengan ukuran lobster yang dipelihara. Semakin besar lobster tersebut maka pralon yang digunakan juga semakin besar.
Pralon ini dinilai kurang efektif pada saat panen karena jumlahnya yang banyak sehingga akan memakan waktu yang banyak untuk mengumpulkannya. Selain itu juga pralon ini juga mahal.
Batu bata ventilasi atau roaster
Batu bata roaster merupakan alternatif penyembunyian Lobster yang sering digunakan pada kolam baik untuk pembesaran burayak maupun untuk pembesaran hingga ukuran konsumsi.
Kelemahan dari batu bata roaster ini adalah ukurannya yang berat bila sudah terendam di dalam air. Dan batu bata ini juga rapuh bila sudah digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila pengunaan dalam jumlah yang banyak juga memakan waktu dan tenaga yang cukup besar juga.
Tali rafia
Tali rafia merupakan alternatif lain yang digunakan oleh peternak di Indonesia. Tali rafia ini mulai banyak digunakan selain ukurannya yang ringan dan dirasakan cukup efektif dalam menekan kanibalisme.
Tali rafia ini mulai banyak dimodifikasi pemakaiannya, ada yang cukup dengan diulur dan ditebarkan ke dalam kolam dan ada yang diikat pada sebatang pipa pralon sehingga bentuknya seperti daun kelapa.
Pengunaan tali rafia ini selain dapat menekan kanibalisme dan bentuknya yang ringan sehingga dapat menekan waktu panen dan tenaga untuk mengangkatnya dari dalam kolam.
Waring atau karung bawang / sayuran.
Waring banyak dipakai oleh peternak lobster karena memiliki merupakan media yang paling mudah didapatkan selain itu waring dapat menekanan kanibalisme juga bentuknya yang ringan. Dalam mengunakan waring ini kita cukup memotong ukuran sepanjang 1m x lebar dari waring tersebut dan meletakan pemberat ditengah-tengahnya sehingga bentuknya. Waring juga dapat diikat seperti jala bertingkat.
Selain waring, karung bawang juga banyak digunakan peternak selain harganya yang cukup murah. Cara pengunaan karung bawang ini sama dengan waring.
Bambu
Seperti halnya pipa pralon, bambu juga merupakan media penyembunyian yang dapat dibuat sedemikan rupa. Bambu ini banyak digunakan pada kolam pembesaran lobster, karena harganya yang cukup murah.
Bambu yang masih baru akan susah tengelam dalam air, dengan terus-menerusnya bamboo menyerap air maka bamboo ini akan tenggelam dengan sendirinya. Untuk mengelamkan bamboo dapat diikat dengan pemberat seperti batu.
Daun-daunan
Daun-daunan juga dapat digunakan sebagai media umpet, berbeda dengan media yang lainnya seperti pipa, daun-daunan ini membuat lobster bersembunyi diantara tumpukan daun-daunan tersebut. Daun-daunan yang biasanya digunakan adalah daun pisang atau daun kelapa atau sejenisnya. Selain sebagai media umpet daun-daunan ini juga menjadi makanan bagi lobster tersebut. Namun daun-daunan ini membuat kolam menjadi kotor dan tidak enak dipandang karena, daun-daunan tersebut hancur oleh sobekan lobster.
Tanaman air
Tanaman air seperti slada air atau ejeng gondok merupakan media yang sangat baik buat budidaya pembenihan, terutama dalam ukuran burayak. Pajangnya akan yang terurai membuat burayak senang bermain di dalamnya. Dengan akarnya yang panjang ini membuat burayak tersebut aman dari kanibalisme. Akan tanaman air ini juga menjadi makanan untuk burayak tersebut.
Selain sebagai media sembunyian tanaman air ini juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air. Dalam pengunaan slada air (pistia) burayak lobster mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kolam yang tanpa diberi tanam sayur tersebut (Jones, 1995).
Ban
Ban mobil atau motor ini banyak digunakan sebagai media sembuyian terutama dalam pembesaran hingga ukuran konsumsi. Ban bekas ini dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa pada kolam tanah sehingga lobster menjadi nyaman dalam persembunyian tersebut.
Sebelum digunakan ban bekas ini sebaiknya dicuci dengan bersih dan diberi lobang pada berberapa sisi untuk memudahkan dalam pengangkatan dari dasar kolam. Ban bekas ini menjadi sangat berat seiring dengan banyaknya kandungan air di dalam ban tersebut. Selain itu kotoran seperti Lumpur juga membuat ban tesebut terendam di dalam dasar kolam.
Media persembunyian dapat dikombinasikan untuk mendapat hasil yang maksimal serta memberi kenyamanan kerja
Media sembunyi (shellter) merupakan perlengkapan yang penting dalam budidaya lobster air tawar. Sifat lobster yang suka sembunyi menjadikan media sembunyi menjadi penting. Selain untuk menghindar dari pemangsaan dari lobster yang lain. Dengan media sembunyi yang tersusun baik maka tingkat kepadatan tebar juga dapat ditingkatkan. Dengan kepadatan yang semakin tinggi maka biaya produksi juga semakin rendah.
Media sembunyi ini dapat menambah luas permukaan tempat pemeliharaan sehingga lobster dapat leluasa bergerak, mengurangi frekuensi pertemuan. Bila tanpa mengunakan pelindung maka tingkat interaksi dan pertemuan antar lobster satu sama lain menjadi tinggi sehingga berpeluang terjadi kanibalisme. Semakin banyak media pelindung maka semakin tinggi tingkat Survival Rate (SR).
Media sembunyi ini banyak dimodifikasi dan dicari alternatif untuk menemukan jenis yang paling efektif untuk digunakan baik dari sisi meningkatkan kepadatan maupun mengurangi pekerja.
Berikut jenis-jenis media sembunyi yang sering digunakan oleh peternak di Indonesia.
Pralon atau pipa
Pralon atau pipa merupakan media yang paling banyak digunakan oleh peternak di Indonesia. Ukuran dari pralon ini dapat disesuaikan dengan ukuran lobster yang dipelihara. Semakin besar lobster tersebut maka pralon yang digunakan juga semakin besar.
Pralon ini dinilai kurang efektif pada saat panen karena jumlahnya yang banyak sehingga akan memakan waktu yang banyak untuk mengumpulkannya. Selain itu juga pralon ini juga mahal.
Batu bata ventilasi atau roaster
Batu bata roaster merupakan alternatif penyembunyian Lobster yang sering digunakan pada kolam baik untuk pembesaran burayak maupun untuk pembesaran hingga ukuran konsumsi.
Kelemahan dari batu bata roaster ini adalah ukurannya yang berat bila sudah terendam di dalam air. Dan batu bata ini juga rapuh bila sudah digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila pengunaan dalam jumlah yang banyak juga memakan waktu dan tenaga yang cukup besar juga.
Tali rafia
Tali rafia merupakan alternatif lain yang digunakan oleh peternak di Indonesia. Tali rafia ini mulai banyak digunakan selain ukurannya yang ringan dan dirasakan cukup efektif dalam menekan kanibalisme.
Tali rafia ini mulai banyak dimodifikasi pemakaiannya, ada yang cukup dengan diulur dan ditebarkan ke dalam kolam dan ada yang diikat pada sebatang pipa pralon sehingga bentuknya seperti daun kelapa.
Pengunaan tali rafia ini selain dapat menekan kanibalisme dan bentuknya yang ringan sehingga dapat menekan waktu panen dan tenaga untuk mengangkatnya dari dalam kolam.
Waring atau karung bawang / sayuran.
Waring banyak dipakai oleh peternak lobster karena memiliki merupakan media yang paling mudah didapatkan selain itu waring dapat menekanan kanibalisme juga bentuknya yang ringan. Dalam mengunakan waring ini kita cukup memotong ukuran sepanjang 1m x lebar dari waring tersebut dan meletakan pemberat ditengah-tengahnya sehingga bentuknya. Waring juga dapat diikat seperti jala bertingkat.
Selain waring, karung bawang juga banyak digunakan peternak selain harganya yang cukup murah. Cara pengunaan karung bawang ini sama dengan waring.
Bambu
Seperti halnya pipa pralon, bambu juga merupakan media penyembunyian yang dapat dibuat sedemikan rupa. Bambu ini banyak digunakan pada kolam pembesaran lobster, karena harganya yang cukup murah.
Bambu yang masih baru akan susah tengelam dalam air, dengan terus-menerusnya bamboo menyerap air maka bamboo ini akan tenggelam dengan sendirinya. Untuk mengelamkan bamboo dapat diikat dengan pemberat seperti batu.
Daun-daunan
Daun-daunan juga dapat digunakan sebagai media umpet, berbeda dengan media yang lainnya seperti pipa, daun-daunan ini membuat lobster bersembunyi diantara tumpukan daun-daunan tersebut. Daun-daunan yang biasanya digunakan adalah daun pisang atau daun kelapa atau sejenisnya. Selain sebagai media umpet daun-daunan ini juga menjadi makanan bagi lobster tersebut. Namun daun-daunan ini membuat kolam menjadi kotor dan tidak enak dipandang karena, daun-daunan tersebut hancur oleh sobekan lobster.
Tanaman air
Tanaman air seperti slada air atau ejeng gondok merupakan media yang sangat baik buat budidaya pembenihan, terutama dalam ukuran burayak. Pajangnya akan yang terurai membuat burayak senang bermain di dalamnya. Dengan akarnya yang panjang ini membuat burayak tersebut aman dari kanibalisme. Akan tanaman air ini juga menjadi makanan untuk burayak tersebut.
Selain sebagai media sembunyian tanaman air ini juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air. Dalam pengunaan slada air (pistia) burayak lobster mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kolam yang tanpa diberi tanam sayur tersebut (Jones, 1995).
Ban
Ban mobil atau motor ini banyak digunakan sebagai media sembuyian terutama dalam pembesaran hingga ukuran konsumsi. Ban bekas ini dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa pada kolam tanah sehingga lobster menjadi nyaman dalam persembunyian tersebut.
Sebelum digunakan ban bekas ini sebaiknya dicuci dengan bersih dan diberi lobang pada berberapa sisi untuk memudahkan dalam pengangkatan dari dasar kolam. Ban bekas ini menjadi sangat berat seiring dengan banyaknya kandungan air di dalam ban tersebut. Selain itu kotoran seperti Lumpur juga membuat ban tesebut terendam di dalam dasar kolam.
Media persembunyian dapat dikombinasikan untuk mendapat hasil yang maksimal serta memberi kenyamanan kerja
Lobster Air Tawar merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Banyak sarana yang dapat digunakan untuk budidaya lobster tersebut bila persyaratan hidupnya memenuhi. Pada habitat aslinya Lobster Air Tawar tersebut hidup di sungai dan di rawa-rawa serta danau.
Jenis-jenis media wadah.
Media wadah dalam budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar ini dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Biasanya pada petani di Australia mengunakan kolam tanah untuk membudidayakan lobster air tawar secara extensif dan intensif. Pada buddaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembelikan ke kolam tanah tersebut.
Pada budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil. Budidaya secara intensif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara extensif.
Media lain yang sering digunakan adalah kolam semen atau kolam fiber (Tank). Kolam semen dan kolam fiber ini banyak digunakan untukmembesarkan burayak sampai berat sekitar 2”.
Di Indonesia budidaya lobster air tawar banyak dilakukan dalam sekala perumahan terutama pada pembenihan. Dan dalam buku ini penulis akan menjabarkan budidaya pembenihan lobster air tawar yang umumnya dilakukan di Indonesia.
Jenis-jenis media wadah.
Media wadah dalam budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar ini dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Biasanya pada petani di Australia mengunakan kolam tanah untuk membudidayakan lobster air tawar secara extensif dan intensif. Pada buddaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembelikan ke kolam tanah tersebut.
Pada budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil. Budidaya secara intensif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara extensif.
Media lain yang sering digunakan adalah kolam semen atau kolam fiber (Tank). Kolam semen dan kolam fiber ini banyak digunakan untukmembesarkan burayak sampai berat sekitar 2”.
Di Indonesia budidaya lobster air tawar banyak dilakukan dalam sekala perumahan terutama pada pembenihan. Dan dalam buku ini penulis akan menjabarkan budidaya pembenihan lobster air tawar yang umumnya dilakukan di Indonesia.
Mendapatkan indukan
Untuk mendapatkan indukan yang berkualitas memang tidak mudah, karena pada umumnya peternak masih engan menjual indukannya. Selain mendapatkan indukan dari membeli kita juga dapat membuat indukan sendiri dengan cara melakukan Selective Breeding. Dalam melakukan Selective Breeding ini diyakinkan dapat menciptakan indukan yang berkualitas baik.
Membeli
Bila kita ingin membeli indukan dari peternak, maka sebaiknya kita mengetahui cara berternak dari indukan tersebut. Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa indukan yang berkualitas itu harus mempunyai sifat tumbuh yang paling cepat, yang umumnya mencapai ukuran 80gr dalam waktu 6 bulan sejak burayak. Memang sulit untuk kita untuk dapat menganalisa proses pembesaran indukan tersebut, jadi unsure kepercayaan saja yang dapat kita gunakan.
Di Indonesia indukan biasanya dibuat dalam bentuk set dengan komposisi 5 ekor betina dan 3 ekor jantan dan ukuran yang ditawarkanpun beragam. Dari ukuran 4” sekitar 60gram sampai ukuran 7” dengan berat sekitar 120gram.
Namun banyak yang juga yang mencoba dengan membeli dari ukuran yang lebih kecil seperti 2” atau sekitar 4 gram dan dibesarkan hingga ukuran layak pijah. Bila kita ingin mendapatkan calon indukan dari ukuran 4 gram sebaiknya kita hanya meminta benih yang panen pertama kali dari satu indukan tersebut. Karena burayak itu tidak akan tumbu dengan besar seragam. Dengan panen yang pertama kali maka kita diharapkan bisa mendapatkan benih yang memang mempunyai ciri-ciri pertumbuhan yang cepat. Setelah satu bulan membesarkan benih yang kita beli ini maka benih yang layak menjadi calon indukan adalah benih yang mempunyai pertumbuhan yang paling cepat atau paling besar diantara benih-benih lainnya. Dan benih yang terpilih ini sebaiknya dibesarkan terpisah antara kelamin jantan dan betina. Ini bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi pemijahan pada ukuran yang tidak kita inginkan.
Untuk mendapatkan indukan yang berkualitas memang tidak mudah, karena pada umumnya peternak masih engan menjual indukannya. Selain mendapatkan indukan dari membeli kita juga dapat membuat indukan sendiri dengan cara melakukan Selective Breeding. Dalam melakukan Selective Breeding ini diyakinkan dapat menciptakan indukan yang berkualitas baik.
Membeli
Bila kita ingin membeli indukan dari peternak, maka sebaiknya kita mengetahui cara berternak dari indukan tersebut. Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa indukan yang berkualitas itu harus mempunyai sifat tumbuh yang paling cepat, yang umumnya mencapai ukuran 80gr dalam waktu 6 bulan sejak burayak. Memang sulit untuk kita untuk dapat menganalisa proses pembesaran indukan tersebut, jadi unsure kepercayaan saja yang dapat kita gunakan.
Di Indonesia indukan biasanya dibuat dalam bentuk set dengan komposisi 5 ekor betina dan 3 ekor jantan dan ukuran yang ditawarkanpun beragam. Dari ukuran 4” sekitar 60gram sampai ukuran 7” dengan berat sekitar 120gram.
Namun banyak yang juga yang mencoba dengan membeli dari ukuran yang lebih kecil seperti 2” atau sekitar 4 gram dan dibesarkan hingga ukuran layak pijah. Bila kita ingin mendapatkan calon indukan dari ukuran 4 gram sebaiknya kita hanya meminta benih yang panen pertama kali dari satu indukan tersebut. Karena burayak itu tidak akan tumbu dengan besar seragam. Dengan panen yang pertama kali maka kita diharapkan bisa mendapatkan benih yang memang mempunyai ciri-ciri pertumbuhan yang cepat. Setelah satu bulan membesarkan benih yang kita beli ini maka benih yang layak menjadi calon indukan adalah benih yang mempunyai pertumbuhan yang paling cepat atau paling besar diantara benih-benih lainnya. Dan benih yang terpilih ini sebaiknya dibesarkan terpisah antara kelamin jantan dan betina. Ini bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi pemijahan pada ukuran yang tidak kita inginkan.
Pemeliharaan sendiri.
Tatacara pemeliharaan indukan umumnya disebut Selective Breeding merupakan hal yang penting dalam kelansungan budidaya lobster air tawar. Karena dengan Selective Breeding diharapkan kita mendapatkan indukan yang berkualitas baik. Indukan dari hasil Selective Breeding telah terbukti memberikan hasil produksi yang lebih banyak dan pertumbuhan yang lebih cepat.
Untuk menghasilkan indukan yang baik diperlukan indukan yang berkualitas baik juga agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih calon indukan maka indukan yang akan dipijahkan itu tidak dicampur dengan indukan-indukan yang lain. Pemijahan sebaiknya dilakukan pada kolam yang dengan melakukan pengendalian kepadatan dan lingkungan dalam kolam
http://www.4shared.com/document/raNHLZp2/Lobster_Air_Tawar__LAT_.htm
3 komentar:
Oke, tulisan ini cukup menarik terutama bagi pemula budidaya LAT
Menyediakan LOBSTER AIR TAWAR (CRYFISH/CRAWFISH) utk bibit & konsumsi. Kami siap suply secara rutin utk lokal & export. Hub : Tanto 082310582889.
Menyediakan LOBSTER AIR TAWAR (CRYFISH/CRAWFISH) utk bibit & konsumsi. Kami siap suply secara rutin utk lokal & export. Hub : Tanto 082310582889.
Posting Komentar